Pernah bertanya-tanya kenapa kalender ada 12 bulan, bukan 10, 13, atau jumlah lainnya? Meskipun terlihat sederhana, sistem kalender yang kita gunakan sekarang punya sejarah panjang—penuh campur tangan politik, astronomi, dan bahkan ego kaisar Romawi!
Artikel ini akan membahas kenapa kita akhirnya memakai sistem 12 bulan dan kenapa bulan Februari bisa beda dari yang lain.
Asal Usul Kalender 12 Bulan: Jejak Romawi Kuno
Sistem kalender yang kita kenal saat ini berasal dari kalender Romawi kuno.
Awalnya, bangsa Romawi hanya menggunakan 10 bulan, dimulai dari Maret (Martius) sampai Desember (December):
Bulan | Asal Nama |
---|---|
Martius | Dewa Mars |
Aprilis | Bunga mekar (aperire) |
Maius | Dewa Maia |
Junius | Dewa Juno |
Quintilis | Bulan ke-5 |
Sextilis | Bulan ke-6 |
September | Bulan ke-7 |
October | Bulan ke-8 |
November | Bulan ke-9 |
December | Bulan ke-10 |
Jadi dulu tidak ada Januari dan Februari. Tahun hanya dihitung saat musim panen atau perang, dan musim dingin “tidak dihitung” secara resmi.
Penambahan Januari & Februari
Raja Numa Pompilius dari Roma sekitar 700 SM merasa sistem 10 bulan tidak cocok dengan siklus lunar (bulan) dan solar (matahari). Maka ia menambahkan Januarius dan Februarius di awal tahun.
Kini jumlah bulan menjadi 12, lebih sinkron dengan:
- 360° lingkaran matahari di langit
- 12 siklus bulan purnama per tahun
- 12 zodiak
Peran Julius Caesar & Kalender Gregorian
Tahun 46 SM, Julius Caesar merombak sistem menjadi kalender Julian, yang hampir mirip dengan kalender kita sekarang.
Tapi karena tahun Julian lebih panjang sedikit dari tahun tropis, muncullah selisih waktu. Akhirnya, Paus Gregorius XIII membuat penyesuaian menjadi kalender Gregorian pada 1582.
Kalender Gregorian ini yang kita pakai sekarang, dan tetap mempertahankan 12 bulan dengan penyesuaian tahun kabisat. Penjelasan resminya juga dijelaskan oleh NASA Space Place – Why We Use the Gregorian Calendar.
Kenapa Bukan 10 atau 13 Bulan?
Raja Numa Pompilius dari Roma sekitar 700 SM merasa sistem 10 bulan tidak cocok dengan siklus lunar (bulan) dan solar (matahari). Ia pun menambahkan Januarius dan Februarius agar tahun mencerminkan waktu sebenarnya. Penambahan ini juga membuat perhitungan waktu lebih konsisten dengan musim dan fase bulan.
Beberapa kelompok seperti kalender “International Fixed Calendar” pernah mengusulkan 13 bulan, tapi tidak diterima global karena sulit disesuaikan dengan sistem yang sudah stabil selama ratusan tahun.
Cara Menjelaskan ke Anak atau Siswa
- Gunakan lingkaran 360° dan bagi jadi 12 bagian (30°/bulan)
- Tunjukkan nama bulan dan makna aslinya (Quintilis = ke-5, dst.)
- Gunakan model bola dunia + orbit matahari untuk visualisasi
- Tonton video pendek sejarah kalender dari kanal CrashCourse atau TED-Ed
- Ajak anak hitung: kenapa Februari lebih pendek? Karena sistem adaptasi!
Dengan pendekatan visual dan logika angka, konsep “kenapa 12 bulan” lebih mudah dimengerti.
Kesimpulan: Kalender Adalah Warisan Astronomi dan Politik
Jadi, kenapa kalender ada 12 bulan? Jawabannya: karena kombinasi pergerakan bulan, rotasi bumi, dan sejarah politik Romawi kuno. Sistem ini telah bertahan lebih dari 2000 tahun karena terbukti praktis, stabil, dan global.
Sekarang kamu tahu bahwa nama-nama bulan bukan asal-asalan, dan angka 12 bukan cuma soal kebiasaan—tapi hasil penyesuaian astronomi dan budaya.